MAKALAH PENGENDALIAN BAHAN BAKU
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Masalah
Salah satu fungsi manajerial yang sangat
penting adalah pengendalian persediaan. Apabila perusahaan menanamkan terlalu
banyak dananya dalam persediaan, hal ini akan menyebabkan biaya penyimpanan
yang berlebihan dan mungkin mempunyai opportunity
cost. Demikian pula apabila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang
mencukupi, dapat mengakibatkan biaya-biaya dari terjadinya kekurangan bahan (stockoutcost).
Dengan Tersedianya persediaan bahan baku maka
diharapkan perusahaan industri dapat melakukan proses produksi sesuai kebutuhan
atau permintaan konsumen. Selain itu, dengan adanya persediaan bahan baku yang
cukup tersedia di gudang juga diharapkan dapat memperlancar kegiatan produksi/
pelayanan kepada konsumen perusahaan dan dapat menghindari terjadinya
kekurangan bahan baku.
2.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah
dalam pembahsan makalah ini adalah :
1.
Apakah pengertian pengendalian persediaan bahan
baku ?
2.
Apakah pengertian kelancaran proses produksi ?
3.
Bagaimanakah pengaruh pengendalian persediaan
bahan baku terhadap kelancaran proses produksi ?
3.Tujuan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui, pengertian pengendalian persediaan bahan baku, pengertian
kelancaran proses produksi,pengaruh pengendalian persediaan bahan baku terhadap
kelancaran proses produksi dan permasalahan-permasalahan yang terjadi jika
perusahaan tidak melakukan pengendalian persediaan bahan baku.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Pengendalian
Persediaan Bahan Baku
Menurut Widjaja (1996:4), “Perencanaan adalah
proses untuk memutuskan tindakan apa yang akan diambil dimasa depan.”
Perencanaan kebutuhan bahan adalah suatu sistem
perencanaan yang pertama-tama berfokus pada jumlah dan pada saat barang jadi
yang diminta yang kemudian menentukan permintaan turunan untuk bahan baku,
komponen dan sub perakitan pada saat tahapan produksi terdahulu
(Horngren,1992:321).
Pengawasan bahan adalah suatu fungsi
terkoordinasi didalam organisasi yang terus-menerus disempurnakan untuk
meletakkan pertanggungjawaban atas pengelolaan bahan baku dan persediaan pada
umumnya, serta menyelenggarakan suatu pengendalian internal yang menjamin
adanya dokumen dasar pembukuan yang mendukung sahnya suatu transaksi yang
berhubungan dengan bahan, pengawasan bahan meliputi pengawasan fisik dan
pengawasan nilai atau rupiah bahan.(Supriyono,1999:400)
Kegiatan pengawasan persediaan tidak terbatas
pada penentuan atas tingkat dan komposisi persediaan, tetapi juga termasuk pengaturan
dan pengawasan atau pelaksanaan pengadaan bahan-bahan yang diperlukan sesuai
dengan jumlah dan waktu yang dibutuhkan dengan biaya yang serendah-rendahnya.
Pengendalian adalah proses manajemen yang
memastikan dirinya sendiri sejauh hal itu memungkinkan, bahwa kegiatan yang
dijalankan oleh anggota dari suatu organisasi sesuai dengan rencana dan
kebijaksanaannya. (Widjaja,1996:3). Pengendalian berkisar pada kegiatan
memberikan pengamatan, pemantauan, penyelidikan dan pengevaluasian keseluruh
bagian manajemen agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.
Dari beberapa
pengertian mengenai pengendalian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
pengendalian persediaan adalah tindakan pencegahan atau pengaturan kekayaan
perusahaan yang digunakan dalam rangkaian proses produksi untuk diolah menjadi
barang setengah jadi maupun barang jadi, yang dalam hal ini dapat berupa barang
maupun jasa sehingga pelaksanaan berjalan sesuai rencana yaitu sesuai standar”.
Menurut Handoko (2000), bila perusahaan menamankan terlalu banyak dananya
dalam persediaan, menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan, dan mungkin
mempunyai “Opportunity Cost” (dana dapat ditanamkan dalam investasi yang
lebih menguntungkan”. Sebaliknya, bila perusahaan tidak mempunyai persediaan
yang cukup dapat mengakibatkan biaya-biaya karena kekurangan bahan.
Pengendalian bahan
baku yang efektif sebaiknya:
1.
Menyediakan pasokan
bahan baku yang diperlukan.
- Menyediakan cukup persediaan dalam
periode dimana pasokan kecil dan mengantisipasi perubahan harga.
- Menyimpan bahan baku dengan waktu
penanganan dan biaya minimum dan melindungi bahan baku tersebut dari
kehilangan.
- Meminimalkan item-item yang tidak
aktif.
- Memastikan persedian yang cukupuntuk
pengiriman segera ke pelanggan.
- Menjaga agar jumlah modal yang
diinvestasikan dalam persediaan berada ditingkat yang konsisten.
2.
Cara Persediaan
Bahan Baku
Menurut Rangkuti, Freddy (1996:19) cara
persediaan bahan baku yang dapat dipakai antara lain :
a. Metode analisis ABC
b. Metode pengawasan persediaan
c. Persediaan dalam kondisi tidak tentu
dan ada pemesanan kembali.
d. Persediaan dalam kondisi tidak tentu
dan tidak ada pemesanan kembali.
e. System persediaan just in time
Pendapat lain dikemukakan oleh Asyari, Agus
yaitu :
Beberapa model persediaan bahan baku yang
sering dipergunakan di dalam sestem persediaan anatara lain :
a.Persediaan
system batas
Manajemen yang memakai cara ini akan menentukan
besarnya batas minimal dan batas maksimal dari persediaan bahan baku yang
dupergunakan dalam perusahaan. Persediaan bahan baku yang ada dapat dilaksankan
secara periodik di dalam jangka waktu tertentu misalnya, setiap hari, setiap minggu,
setiap bulan dan seterusnya.
b.Persediaan
system kotak
Persediaan ini tidak mengenal periode
pemeriksaan kembali, oleh karena itu persediaan bahan baku ini akan langsung
terlihat di dalam kotak yang dipergunakan sebagai tempat penyimpanan bahan
baku. Dengan cara ini pembelian bahan baku akan dilakukan bila jumlah bahan
baku di dalam kotak yang dipergunakan sebagai tempat persediaan bahan baku
telah mencapai batas waktu tertentu.
c. Persediaan
visual
Persediaan visual merupakan suatu persediaan
bahan baku dengan jalan mempergunakan kartu pengeluaran bahan yang berbeda.
Dengan cara ini manajemen dapat mengetahui tingkat persediaan yang ada cukup
dengan melihat warna dari warna kartu pengeluaran bahan yang dikeluarkan.
3.
Perlunya
Persediaan Bahan Baku
(Agus Ahyari: 149)Persediaan bahan baku di
dalam perusahaan adalah hal yang sangat wajar untuk dikendalikan dengan baik
oleh setiap perusahaan. Namun demikian, cara penyelenggaran persediaan bahan
baku ini akan berbeda-beda untuk setiap perusahaan-perusahaan tersebut, baik
dalam hal jumlah unit dari persediaan bahan baku yang ada di dalam perusahaan,
maupun manajemen ataupun pengelolaan dari persediaan bahan baku di dalam
perusahaan yang bersangkutan.
Apapun keadaan suatu perusahaan pada prinsipnya
seluruh perusahaan-perusahaan yang melaksanakan proses produksi akan
menyelenggarakan persediaan bahan baku untuk kelangsungan pelaksanaan proses
produksi di dalam perusahaan. Beberapa hal yang menyebabkan perusahaan harus
menyelenggarakan persediaan bahan baku antara lain sebagai berikut ( Agus
Ahyari: 2004:151)
a. Bahan baku yang akan dipergunakan untuk
pelaksanaan proses produksi dari perusahaan tidak akan dapat dibeli atau
didatangkan secara satu persatu dalam jumlah unit yang diperlukan serta pada
saat bahan tersebut akan dipergunakan untuk proses produksi perusahaan. Bahan
baku tersebut pada umumnya akan dibeli dalam suatu jumlah unit tertentu, dimana
jumlah tersebut akan dipergunakan untuk menunjang pelaksanaan proses produksi
di dalam perusahaan dalam beberapa waktu tertentu pula ( misalnya beberapa
hari, minggu, bulan dan lain sebagainya). Dengan keadaan semacam ini maka bahan
baku yang sudah dibeli oleh perusahaan dalam perusahaan namun belum
dipergunakan untuk pelaksanaan proses produksi akan dianggap sebagai persediaan
bahan baku.
b. Apabila terdapat keadaan bahwa bahan
baku yang diperlukan tidak ada di dalam perusahaan atau tidak mempunyai
persediaan bahan baku, sedangkan bahan baku yang dipesan untuk didatangkan ke
dalam perusahaan belum datang, maka pelaksanaan kegiatan proses produksi akan
terganggu karenanya. Ketiadaan bahan baku dalam perusahaan ini akan
mengakibatkan terhentinya pelaksanaan proses produksi, terutama pada mesin dan
peralatan produksi yang langsung memproses bahan baku tersebut. Di dalam waktu
berikutnya maka mesin dan peralatan produksi yang dipergunakan untuk
tahap-tahap proses kedua, ketiga dan seterusnya juga akan mengalami kemacetan
karena tahap pertama yang lansung mengolah bahan baku tersebut tidak mempunyai
keluaran lagi. Proses produksi akan dapat berjalan lancar kembali apabila bahan
baku yang diperlukan oleh perusahaan tersebut sudah tersedia untuk diproses.
Pengadaan bahan baku dalam keadaan tersebut dapat saja terjadi apabila bahan
baku yang dipesan perusahaan datang atau perusahaan yang bersangkutan
mengadakan pembelian kepada penjual atau leveransir bahan baku lain, atau
mengadakan pembelian mendadak dengan jumlah yang lebih kecil. Cara ini bisa
dilaksanakan dengan jalur keadaan normal tersebut tentunya tidak akan menambah
keuntungan perusahaan melainkan akan mendatangkan kerugian bagi perusahaan.
c. Untuk menghindarkan diri dari keadaan
kekurangan bahan baku tersebut, manajemen perusahaan dapat saja memutuskan
untuk menyelenggarakan persediaan bahan baku di dalam jumlah unit yang cukup
banyak. Namun demikian, persediaan bahan baku yang cukup besar dalam suatu
perusahaan akan membawa berbagai macam akibat yang akan merugikan perusahaan
pula. Persediaaan bahan baku yang diselengarakan di dalam jumlah yang cukup
besar akan mengakibatkan terjadinya biaya-biaya persediaan bahan yang besar
pula. Besarnya biaya persediaan akan mengurangi keuntungan yang seharusnya
dapat dicapai oleh perusahaan. serta risiko kerusakan bahan akan semakin
tinggi.
Sehingga, bisa
disimpulkan bahwa penyelenggaraan kegiatan operasi dari perusahaan pada umumnya
tidaklah mungkin terlaksana apabila perusahaan yang bersangkutan tidak
mempunyai persediaan bahan baku. Namun, persediaan bahan baku yang terlalu
besar maupun dalam jumlah yang sekecil-kecilnya masing-masing akan tetap
menjadi factor kerugian di dalam perusahaan. Sehingga, pengendalian persediaan
bahan baku dalam perusahaan memang penting dilakukan.
4. Beberapa
Kerugian yang akan Dapat Diderita oleh Perusahaan Sehubungan dengan
Penyelenggaraan Persediaan Bahan Baku yang Terlalu Besar antara lain :
a.Biaya penyimpanan atau pergudangan yang akan
menjadi tanggungan perusahaan menjadi semakin besar. Biaya penyimpanan yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan tidak hanya sewa gudang atau pemeliharaan
gudang saja, melainkan akan mencakup beberapa aspek lain.
b. Penyelenggaraan persediaan bahan baku yang
terlalu besar akan berarti harus mempersiapkan dana yang cukup besar pula untuk
mengadakan pembelian bahan. Dengan semakin besarnya jumlah unit bahan baku yang
disimpan di dalam perusahaan berarti dana yang terikat di dalam investasi bahan
baku tersebut menjadi semakin besar pula.
c.Tingginya biaya penyimpanan yang ada di dalam
perusahaan serta investasi di dalam persediaan bahan baku dari perusahaan akan
mengakibatkan berkurangnya dana untuk pembiayaan dan investasi dalam
bidang-bidang yang lain.
d.Apabila persediaan bahan baku yang disimpan
di dalam perusahaan yang bersangkutan mengalami kerusakan atau mempunyai
perubahan-peruabahan kimiawi sehingga tidak dapat dipergunakan, maka kerugian
perusahaan akan menjadi semakin besar dengan semakin besarnya jumlah unit bahan
baku yang disimpan dalam perusahaan.
e. Apabila perusahaan mempunyai
persediaan bahan baku yang sangat besar, maka terjadinya penurunan harga pasar
akan merupakan suatu kerugian yang tidak sedikit di dalam perusahaan. Walaupun
di dalam hal ini dapat saja terjadi kenaikan harga pasar dari bahan tersebut,
dimana hal ini dapat menguntungkan bagi perusahaan.
5. Beberapa Kelemahan apabila Perusahaan
Menyelengarakan Persediaan Bahan Baku dalam Jumlah Unit yang Sedikit atau Kecil
antara lain:
a.Persediaan bahan baku dalam jumlah yang kecil
kadang-kadang tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan untuk pelaksanaan
proses produksi. Untuk menjaga kelangsungan palaksanaan proses produksi maka
pada umumnya manajemen perusahaan akan mengadakan pembelian dalam jumlah yang
mendadak, sehingga harga beli dari bahan baku terebut menjadi lebih tinggi
apabila dibandingkan dengan pembelian normal. Apabila hal ini terus berlangsung
dalam jangka lama maka kemungkinan akan sangat merugikan perusahaan.
b. Apabila perusahaan seringkali kehabisan
bahan baku untuk pelaksanaan proses produksinya, maka pelaksanaan proses prosuksi
dalam perusahaan tidak dapat berjalan lancar. Sebagai akibatnya adalah kualitas
dan kuantitaas dari produk akhir yang dihasilkan perusahaan menjadi sering
berubah pula. Demikian pula dengan mesin dan peralatan produksi yang
dipergunakan pada tahap pertama proses
dimana bahan baku tersebut masuk proses akan mengalami penggunaan yang
tidak teratur, karena sering terjadinya ketiasaan bahan baku dalam perusahaan.
sebagai akibat penggunaan mesin dan peralatan proses produksi yang tidak
teratur maka umur ekonomis dari mesin dan
peralatan peroduksi tersebut akan menjadi berkurang, sedangkan
produktivitas mesin dan perlatan prosuksi ini menjadi semakin rendah.
c.Persediaan bahan baku dalam perusahaan
rata-rata jumlah unitnya relative kecil akan mengakibatkan frekuensi pembelian
bahan baku akan menjadi semakin besar. Seiring dengan bertambahnya besar
frekuensi pembelian bahan baku dalam perusahaan tersebut, maka biaya pemesanan
bahan baku untuk perusahaan menjadi semakin tinggi pula.
6. Faktor – faktor yang mempengaruhi Persediaan
bahan baku
Menurut
Bambang Riyanto (2001:74) Besar kecilnya persediaan yang dimiliki oleh
perusahaan ditentukan oleh beberapa factor antara lain:
1. Volume yang dibutuhkan untuk melindungi
jalannya perusahaan terhadap gangguan kehabisan persediaan yang akan menghambat
atau mengganggu jalannya produksi.
2. Volume produksi yang direncanakan, dimana
volume produksi yang direncanakan itu sendiri sangat tergantung kepada volume
sales yang direncanakan
3. Besar pembelian bahan mentah setiap kali
pembelian untuk mendapatkan biaya pembelian yang minimal
4. Estimasi tentang fluktuasi harga bahan
mentah yang bersangkutan diwaktu-waktu yang akan datang
5. Peraturan-peraturan pemerintah yang
menyangkut persediaan material
6. Harga pembelian bahan mentah
7. Biaya penyimpanan dan resiko penyimpanan di
gudang
8. Tingkat kecepatan material menjadi rusak
atau turun kualitasnya
Sedangkan menurut Suyadi Prawirosentono
(2001:71) fakor yang mempengaruhi jumlah persediaan adalah:
1. Perkiraaan pemakaian bahan baku
Penentuan
besarnya persediaan bahan yang diperlukan harus sesuai dengan kebutuhan
pemakaian bahan tersebut dalam satu periode produksi tertentu.
2. Harga bahan baku
Harga bahan
yang diperlukan merupakan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi besarnya
persediaan yang harus di adakan.
3. Biaya persediaan
Terdapat
beberapa jenis biaya untuk menyelenggarakan persediaan bahan baku , adapun
jenis biaya persediaan adalah biaya pemesanan (order) dan biaya
penyimpanan bahan gudang.
4. Waktu menunggu pesanan (LeadTime)
Adalah waktu
antara tenggang waktu sejak peasanan dilakukan sampai dengan saat pesanan
tersebut masuk kegudang.
7.Metode
Pengendalian Bahan Baku
1.Order cycling
method, Memeriksa secara periodik status jumlah bahan baku
yang tersedia untuk setiap item.
2. Min-max method, Didasarkan
pernyataan bahwa jumlah dari sebagian besar item persediaan berada pada kisaran
batas tertentu.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa penyelenggaraan persediaan
bahan baku dalam hal ini pengendalian bahan baku sangatlah penting demi
kelancaran proses produksi. Dikarenakan bahan baku merupakan unsur produksi
yang sangat penting maka keberadaan persediaaan bahan baku termasuk
pengendalinnya harus diperhatikan. Tidak boleh berlebih dan berkurang. Sebab,
dengan persediaan bahan baku yang berlebih menimbulkan biaya yang besar yang
dalam hal ini akan mengurangi laba perusahaan. Begitu juga dengan persediaan
bahan baku yang kurang selain akan menghambat proses produksi juga kemungkinan
akan menimbulkan biaya pembelian bahan akan membesar. Dikarenakan pembelian
tidak dilakukan secara normal yaitu lebih mahal dari harga normalnya. Sehingga,
hal ini juga akan menimbulkan biaya yang lebih besar dan mengurangi laba
perusahaan.
B.
Saran
Sehubungan
dengan penyelenggaraan persediaan bahan baku hendaknya tiap manajemen
perusahaan baik perusahaan besar maupun kecil kiranya mempertimbangkan beberapa
hal di bawah ini agar proses produksi dapat berjalan lancar dan pencapaian
tujuan perusahaan khususnya laba bisa tercapai. Yaitu:
a.Berapa besarnya jumlah unit persediaan
bahan baku yang akan diselenggarakan dalam perusahaan.
b. Kapan dan berapa jumlah unit bahan baku
akan dibeli oleh perusahaan.
c. Kapan perusahaan yang bersangkutan
tersebut akan mengadakan pembelian kembali, apabila persediaan bahan baku dalam
perusahaan dirasakan sudah habis.
Jika hal di
atas telah dipertimbangkan maka kemungkinan risiko yang muncul akan berkurang
bahkan bisa hilang termasuk proses produksi bisa berjalan lancar dan perolehan
laba yang maksimal.
Dan untuk
pembaca disarankan mencari sumber lain, untuk mengetahui lebih dalam lagi
mengenai pengendalian bahan baku.
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus.
(1986). Manajamen Produksi Pengendalian
Produksi. Yogyakarta:BPFE
Handoko.
(2000). Pengendalian Produksi.
Jakarta: Alpabetha
Heizer,Jay.
(2006). Operations Manajemen.
Jakarta: Salemba Empat
Rangkuti,
Freddy. (1996). Manajemen Persediaan.
Jakarta: Rajawali Pers
Schoeder,
Roger. (1997). Manajemen Operasi.
Jakarta: Erlangga
saya memberikan pujian kepada mr pedro cukup atas bantuannya dalam mengamankan pinjaman untuk membeli rumah baru kami untuk keluarga kami. pedro adalah kekayaan informasi dan dia membantu mendidik saya dan keluarga saya mengapa pinjaman rumah adalah pilihan terbaik untuk situasi khusus kami. setelah berunding dengan pedro jerome dan penasihat keuangan kami semua orang setuju bahwa pinjaman rumah adalah solusi yang tepat. Anda dapat menghubungi mr pedro jerome jika Anda juga mencari pinjaman apa pun di email / email whatsapp: pedroloanss@gmail.com whatsapp: +1-8632310632
BalasHapus